Contoh Bussiness Plan
PENDAHULUAN
Melihat dunia bisnis sekarang, banyak sekali
pebisnis-pebisnis baru yang bermunculan. Hampir para pebisnis tersebut bergelut
dalam dunia bisnis sama (misal: warung makan dan toko-toko pakaian), sehingga
persaingan tidak dapat dihindarkan dari para pebisnis tersebut. Berangkat dari hal tersebut, saya
berniat untuk mendalami dunia bisnis yang terbuka lebar serta keinginan untuk
memberikan manfaat yang lebih besar bagi
masyarakat. Maka dengan segenap pertimbangan, kemampuan, pengalaman,
pengetahuan dan berbagai hasil survey serta diskusi atau pun konsultasi, saya
ingin mengembangkan bisnis jamur tiram. Pengembangan bisnis ini dipilih atas
beberapa pertimbangan diantaranya produksi akan jamur yang masih kurang memadai
dibanding dengan tingkat konsumsi jamur yang semakin hari semakin meningkat.
Sehingga sangatlah potensial untuk berkembang bisnis ini, selain itu, biaya
investasi yang relatif rendah dalam bisnis ini. Bisnis Jamur Tiram ini dengan
nama” Tiramizain’s AgriCulture Group”.
Sekilas tentang jamur tiram
Jamur tiram putih (pleurotus ostreatus) merupakan
salah satu jamur kayu yang sangat baik untuk dikonsumsi manusia. Selain karena
memiliki cita rasa yang khas, jamur tiram juga memiliki nilai gizi yang tinggi.
Jamur tiram mengandung protein sebanyak 19-35% dari berat kering jamur dan
karbohidrat sebanyak 46,6 - 81,8%. Kandungan gizi jamur lumayan lengkap
sehingga tidak salah apabila dikatakan jamur merupakan bahan pangan masa depan.
Jamur tiram juga bermanfaat dalam pengobatan,
seperti dapat menurunkan tingkat kolesterol dalam darah, antitumor,
antioksidan, dll.
Budidaya jamur tiram memiliki nilai ekonomi yang
baik, selain itu juga tidak terlalu sulit dalam pembudidayaan dan tidak
memerlukan biaya yang sangat tinggi karena bahan bakunya sangat mudah
didapatkan (seperti serbuk gergaji, dedak, juga penggunaan pestisida yang
sedikit).
Latar belakang
Pemilihan bentuk usaha budidaya jamur tiram ini
dilatarbelakangi oleh:
1.
Budidaya jamur tiram memiliki prospek ekonomi yang baik. Permintaan
pasar akan jamur tiram yang selalu tinggi, memudahkan para pembudidaya
memasarkan hasil produksi jamur tiram yang ditambah dengan masih sedikitnya
pembudidaya jamur tiram ini, sehingga prospek usaha ini sangatlah menjanjikan
keuntungan dan keberlangsungan.
2. Jamur
tiram merupakan salah satu pruduk komersial yang dapat dikembangkan dengan
biaya investasi yang relatif rendah, karena bahan baku yang dibutuhkan
tergolong bahan yang murah dan mudah diperoleh seperti serbuk gergaji, dedak
dan kapur.
3.
Membuka lapangan pekerjaan
4.
Menyokong pertumbuhan ekonomi negara
Visi
Mengusung visi sebagai penyuplai terbesar jamur
untuk memenuhi kebutuhan jamur tiram
Misi
1.
Memberi keterampilan pada masyarakat cara budidaya jamur dengan
menghasilkan jamur
yang berkualitas baik,
yang berkualitas baik,
2.
Memberi pengetahuan pada masyarakat akan manfaat jamur
3. Mengurangi pengangguran
Deskripsi
produk
Produk jamur tiram yang dihasilkan berupa jamur
tiram segar.
Peluang
Peluang pasar untuk produk jamur ini sangatlah
besar, melihat ketidakseimbangan antara tingkat produksi dan konsumsi
masyarakat akan jamur. Tingkat konsumsi masyarakat yang tinggi dan masih
sedikitnya produksi jamur menjadikan bisnis ini memiliki peluang yang sangat
menjanjikan.
Konsumsi sayur masyarakat indonesia pada tahun 2002
tercatat sebesar 30,8 kg/kapita/tahun.[1] badan kesehatan dunia (fao)
menyatakan bahwa jumlah konsumsi sayuran untuk memenuhi standar kesehatan
adalah sebesar 65 kg/kapita/tahun. Dari kedua data tersebut terlihat bahwa
konsumsi sayur masyarakat indonesia belum separuhnya dari rekomendasi fao.
Kondisi inilah yang menjadikan peluang usaha jamur konsumsi di dalam negeri
masih sangat terbuka lebar.
Dalam tiga tahun terakhir, minat masyarakatkan untuk
mengonsumsi jamur terus meningkat, sebab kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi
jamur berpengaruh positif terhadap permintaan pasokan, sehingga terjadi
kenaikan sekitar 20%-25%/tahun.[2]
Disisi lain, seluruh produksi jamur baru memenuhi
50% dari permintaan pasar. Padahal tingkat konsumsi semakin hari semakin
meningkat. Ditambah lagi kebutuhan jamur konsumsi tidak hanya dipasarkan dalam
keadaan segar, tetapi juga dapat diolah lebih lanjut menjadi produk olahan siap
saji seperti keripik atau abon. Belum lagi ditambah juga permintaan pasar luar
negeri, seperti singapura, jepang, korea selatan, china, as dan uni eropa yang
sangat tinggi.
Kebutuhan pasar jamur pada tahun 2015 diperkirakan
sekitar 17.500 ton dan saat ini baru terpenuhi 13.825 ton pertahun.[3] jadi, prospek bisnis budidaya jamur
kedepannya memiliki peluang yang sangat besar.
ANALISA
LINGKUNGAN
Melihat situasi kebutuhan jamur yang sangat tinggi
yang belum diimbangi dengan produksi sesuai dengan kebutuhan pasar. Sepertinya,
produk jamur ini akan laku keras di pasaran.
Selain itu, pembudidaya jamur dalam skala besar
masih sedikit, kebanyakan hanya dalam skala rumah tangga, sehingga menjadikan
bisnis ini memiliki peluang yang besar di pasar.
Untuk disekitar lokasi budidaya jamur sendiri,
sedikit sekali bahkan bisa dikatakan tidak ada pebisnis yang memproduksi atau
berbudidaya jamur ini. Sehingga tidak ada seorang atau para kompetitor dalam
bisnis ini, maka prospek ke depan usaha ini sangatlah besar.
Akan tetapi,
jika merambah ketingkat provinsi atau bahkan tingkat nasional. Pebisnis
jamur bisa dikatakan banyak, sehingga bisa dikatakan memiliki kompetitor yang
cukup banyak. Tetapi, pebisnis jamur ini kebanyakan masih dalam tingkat
produksi skala rumah tangga, dan untuk pebisnis yang memproduksi jamur dalam
skala produksi besar masih sangat sedikit. Dari hal tersebut, peluang bisnis ini memiliki peluang yang sangat besar untuk
dikembangkan.
Kecenderungan
pasar
Kecenderungan pasar usaha ini adalah konsumen jamur
rumah tangga. Selain itu juga para pengusaha seperti kripik jamur, restaurant,
super market, pasar dan hotel.
Target
pasar
Produk jamur segar yang dihasilkan akan di pasarkan
ke/oleh:
1. Agen
baik dalam skala besar maupun kecil,
2. Para
pengusaha dengan berbagai jenis produk yang berbahan baku jamur,
3. Pasar
tradisional,
4. Super
market, restaurant dan hotel.
Analisis
SWOT
1. Strengths
(kekuatan)
Proses
pembuatannya mudah dan sederhana
Harga jual
lebih murah
Memanfaatkan internet sebagai media promosi
Kualitas
produk terjamin
2.
Weaknesses (kelemahan)
Manejemen
perusahaan masih sederhana
Masih
banyak masyarakat yang tidak mengetahui kandungan gizi jamur
3.
Opportunities (peluang )
pertumbuhan
pasar dimungkinkan meningkat
Peluang
pasar untuk mendapatkan konsumen yang menjanjikan
Keterbukaan
untuk menggunakan teknologi baru ke depannya untuk membuat kemajuan besar
dibidang produksi khususnya.
4.
Threats (ancaman)
Munculnya
banyak pesaing baru
Cuaca panas
yang mengancam kualitas jamur.
RENCANA
STRATEGI
Startegi mengenai bagaimana produk usaha jamur tiram
ini dapat menarik hati para konsumen untuk membelinya. Produk yang ditawarkan
berupa produk jamur tiram segar yang memiliki kualitas baik dengan kadar gizi
yang tinggi dan menyehatkan dan sekaligus berkhasiat obat.
Harga
Strategi mengenai bagaimana produk saya agar dapat
menarik konsumen dari segi harga dibandingkan pesaing. Umumnya konsumen lebih
tertarik kepada produk dengan harga yang lebih murah.
Dalam menentukan harga jamur tiram ini, saya memilih
harga yang tepat antara pembeli dan produsen agar memiliki ikatan yang erat diantara
keduanya. Strategi harga produk dibawah harga pasar. Jika harga pasar 5.500/kg,
maka harga yang saya pilih 5.300/kg di bawah harga pasar dengan selisih 200/kg.
Promosi
Strategi mengenai bagaimana produk kita dapat
dikenal oleh konsumen melalui cara:
1.
Menawarkan langsung kepada konsumen disertai pemberian pemahaman
konsumen terhadap manfaat-manfaat jamur.
2.
Melalui media internet sebagai sarana bisnis. Untuk promosi melalui
internet akan dipromosikan lewat facebook, twitter, dan blog.
Distribusi
Cara untuk mendistribusikan produk kita untuk sampai
ke tangan konsumen dilakukan secara langsung ke agen-agen, swalayan, hotel dan
restaurant. Selain itu juga lewat pemesanan situs online.
RENCANA
PRODUKSI
Lokasi
produksi
Produksi akan dilakukan di desa lambangan undaan
kudus. Dalam proses produksi menggunakan
kumbung terbuat dari bilah bambu (gedek/bilik). Pertimbangannya adalah biaya
pembuatannya murah. Tapi yang terpenting adalah kumbung dari bilah bambu ini
ideal untuk pertumbuhan jamur karena mirip dengan habitat aslinya di hutan,
yaitu intensitas matahari rendah dengan kelembaban yang tinggi.
Atap kumbung menggunakan genting. Dan disekeliling
lokasi budidaya jamur akan ditanami pohon agar tidak terlalu panas. Karena jika
cuaca terlalu panas maka diperlukan perawatan yang ekstra keras agar
pertumbuhan jamur tetap baik.
Kapasitas
produksi
Diperkirakan dalam tahap awal memproduksi sekitar
20.000 baglog. Produksi dilakukan sekitar 58 hari dengan masa panen dua kali.
Proses
produksi
Rantai budidaya jamur tiram dimulai dari; serbuk
gergaji, pengayakan, pencampuran, sterilisasi, inokulasi, inkubasi, growing,
dan pemanenan.
Media tanam jamur tiram dapat berupa serbuk kayu
(gergajian), jerami padi, alang-alang, limbah kertas, ampas tebu dan lainnya.
Pada bisnis saya, bibit dan baglog didapatkan dengan
cara pembelian. Sehingga proses pengayakan, pencampuran, sterilisasi, inokulasi
dan inkubasi tidak dilakukan. Jadi langsung pada proses growing (7-14 hari) dan
setelah penyobekan baglog (7-30 hari) maka tubuh buah akan semakin besar hingga
mencapai pertumbuhan optimal yang siap dipanen.
Pada umumnya, rantai budidaya jamur dimulai dari
pencampuran serbuk gergaji dengan bahan-bahan lain berupa bekatul (dedak) dan
kapur pertanian dengan perbandingan 80:15: 5. Media dimasukkan dalam plastik
polypropilen dan dipadatkan kemudian diseterilisasi selama 10-12 jam.
Sterilisasi dapat dilakukan dengan cara memanaskan
baglog dengan uap panas selama 8-12 jam pada suhu ± 95 °c. Setelah sterilisasi
selesai, baglog didinginkan dalam ruangan tertutup selama 24 jam untuk
menghindari kontaminasi baglog.
Tahapan selanjutnya adalah proses inokulasi.
Inokulasi adalah proses penularan miselium dari bibit ke media tanam. Proses
ini dilakukan dengan steril dan dalam ruang inokulasi.
Proses lanjutan yakni masa inkubasi yakni tahap
penumbuhan miselia jamur. Proses ini memerlukan waktu kurang lebih 40 - 60 hari
sampai baglog berwarna putih. Suhu ruang inkubasi harus dijaga dalam kondisi
yang stabil dan rendah cahaya 22- 28 °c dengan kelembaban 70 – 90 %.setelah
baglog berwarna putih merata, kemudian dipindahkan ke kumbung. Biasanya, umur
baglog yang dipindahkan telah mencapai 40 hari.
Proses penumbuhan tubuh buah diawali dengan membuka
ujung baglog untuk memberikan oksigen pada tubuh buah jamur. Biasanya 7 -14
hari kemudian, tubuh buah akan tumbuh.
Setelah 7-30 hari sejak penyobekan baglog akan
tumbuh tubuh buah yang terus mernbesar hingga mencapai pertumbuhan optimal yang
siap dipanen.
Selama masa pemeliharaan suhu dan kelembaban udara
harus dijaga dengan baik pada kisaran suhu 20 - 22 °c dan kelembaban 95 - 100 %,
dengan cara pengembunan kumbung.
Panen pertama 30 hari sejak penyobekan baglog,
sedangkan pemanenan berikutnya setiap 10-14 hari. Hasil panen kemudian akan
dikemas dengan kantong plastik dan siap untuk dijual.
RENCANA
SDM
Hal lain yang diperlukan direncanakan dalam
membudidayakan jamur tiram ini adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia
yang saya pilih sebagai tenaga kerja adalah sumber daya manusia yang andal,
rajin, dan mempunyai pengetahuan serta pengalaman mengenai budidaya jamur.
Pengambilan sumber daya manusia bisa diambil dari universitas, yakni mahasiswa
fakultas agrobisnis.
Struktur Organisasi
direktur utama/pemilik
manajer pemasaran manajer keuangan manajer produksi/operasional
2 pembantu produksi dan 2 sopir
Direktur
utama/pemilik, bertanggung jawab atas kelancaran keseluruhan proses produksi,
pemasaran, selain itu juga menciptakan sistem produksi dan pemasaran serta
menetapkan kebijakan-kebijakan yang dibantu
para manajernya. Direktur
utama/pemilik mendapatkan gaji sebesar 1.750.000,00/bulan.
Manajer
pemasaran, bertanggung jawab atas pemasaran produk yang dihasilkan beserta
pendistribusiannya hingga sampai pada konsumen tujuan tanpa masalah. Manajer
pemasaran mendapatkan gaji sebesar 1.300.000,00/bulan.
Manajer
keuangan, bertanggung jawab untuk melakukan analisis keuangan dan memiliki
pertanggung jawaban penuh pada pengaturan arus pengembalian modal dan pembagian
keuntungan. Manajer keuangan mendapatkan
gaji sebesar 1.300.000,00/bulan.
Manajer operasional
harian merangkap manager produksi,
manajer operasional dan manajer produksi bertanggung jawab terhadap kelancaran
produksi secara keseluruhan dan
memastikan produk berada dalam kondisi baik. Manajer operasional harian
dengan merangkap manager
produksimendapatkan gaji sebesar 1.500.000,00/bulan.
Dua orang
pembantu produksi, merupakan pekerja yang membantu dalam proses produksi.
Meliputi penanaman, penyiraman, penyemprotan, pemanenan, pengemasan hingga
pemasaran. Dua orang pembantu produksi masing-masing mendapatkan gaji sebesar
850.000,00/bulan.
Dua orang
sopir, merupakan pekerja yang bertugas mengemudikan kendaraan saat pembelian
bibit, pendistribusian, dan bertanggung jawab terhadap perawatan kendaraan. Dua
orang sopir masing-masing mendapatkan gaji sebesar 850.000,00/bulan.
Jadi total pembayaran tenaga kerja per bulan adalah
9.250.000,00/bulan.
Dalam target jangka panjang, setelah memasuki tahap
industri menengah, susunan kepengurusan akan disempurnakan dengan penambahan
pengurus baru dan tidak ada lagi jabatan rangkap. Divisi produksi akan
diorientasikan sebagai divisi padat karya, sehingga mampu menyerap banyak
tenaga kerja. Tenaga kerja terlatih akan direkrut dari lulusan yang cakap dan
ulet, dan tenaga pemasaran akan ditambah sesuai dengan kapasitas produksi
berjalan
Usaha ini diorientasikan sebagai usaha kecil awal.
Namun, pengembangan bisnis ini kedepannya akan selalu dikembangkan lagi. Hingga
menjadi usaha kecil lanjut, dan usaha menengah nasional.
1. Tahap industri kecil awal
Tahap ini merupakan langkah awal menuju terbentuknya
industri padat karya yang kuat dan kokoh, selain itu juga menerapkan standar
produksi yang tepat untuk mengoptimalkan hasil budidaya jamur, serta
penyempurnaan sistem produksi, keuangan dan distribusi.
Tahap industri kecil awal ini merupakan jembatan
menuju berdirinya industri kecil yang kokoh. Investasi yang dibutuhkan untuk
tahap industri kecil awal diperkirakan berkisar antara 25 hingga 100 juta
rupiah dengan kapasias produksi kurang dari 100.000 baglog.
2. Tahap industri kecil lanjut
Tahap ini merupakan pengembangan dari tahap industri
kecil awal. Setelah kebutuhan dana mencukupi, dan seluruh kekurangan telah
dapat diatasi, maka dimulailah industri kecil lanjut yang ditargetkan untuk
memiliki perijinan dan pembentukan badan usaha. Tahap industri kecil lanjut ini
merupakan jembatan menuju berdirinya industri menengah nasional yang
produksinya diperkirakan mencapai sedikitnya 100.000 baglog produksi per musim dengan investasi yang
berkisar antara 150 hingga 200 juta rupiah.
3. Tahap industri menengah nasional
Secara umum, tahap industri menengah adalah
perluasan dari industri kecil, mulai dari sistem, kapasitas produksi hingga
ekspansi distribusinya. Tidak tertutup kemungkinan untuk melakukan ekspor. Pada
tahap industri menengah nasional ditergetkan bisa membuat bibit dan baglog
sendiri.
RENCANA
KEUANGAN
Asumsi
Analisa peluang bisnis budidaya jamur tiram dengan
media baglog luas lahan 300 m2. Bibit dan media baglog langsung saya beli dari
perusahaan penghasil bibit dan media baglog jamur ( MDS Agribisnis, Magelang,
Jawa Tengah, Indonesia) yang berkualitas baik sehingga tingkat kegagalannya
sangat rendah. Sedangkan lahan untuk sementara menyewa (2tahun). Rantai budidaya
jamur dimulai dari serbuk gergaji, pengayakan, pencampuran, sterilisasi (10-17
hari), inokulasi (30-40 hari), inkubasi, growing dan pemanenan. Karena bibit
dan media tanam dengan cara membeli, maka proses serbuk gergaji sampai inkubasi
tidak dilakukan, langsung pada proses
membuka ujung baglog ujung baglog (7 -14hari). Setelah 7-30 hari sejak
penyobekan baglog akan tumbuh tubuh buah yang terus mernbesar hingga mencapai
pertumbuhan optimal yang siap dipanen. Pemanenan pertama selama 30 hari setelah
penyobekan dan pemanenan selanjutnya 10-14 hari. Jadi, selama sekitar 58 hari
(7-14 hari ditambah 7-30 hari ditambah 10-14 hari) proses pemanenan terjadi 2
kali. Atau bisa dikatakan pemanenan satu kali selama sebulan.
Biaya (skala produksi 20.000 baglog)
1. BIAYA
TETAP
No.
|
Uraian
|
Harga
(Rp)
|
Masa
Pakai (th)
|
Penyusutan
(bln)
|
1
|
tanah
300m2
|
3.000.000
|
2
|
125.000
|
2
|
kumbung
rak
|
5.000.000
|
3
|
138.888
|
3
|
Kayu
|
1.000.000
|
3
|
27.777
|
4
|
Bamboo
|
400.000
|
3
|
11.111
|
5
|
Genting
|
500.000
|
5
|
8.333
|
6
|
gerobak
dorong
|
1.500.000
|
2
|
62.500
|
7
|
peralatan:
-cangkul
-tong
air
-penyemprot
-sekop
-botol
-centong
-sendok
bibit
-karet
|
2.000.000
|
2
|
83.333
|
Total
|
13.400.000
|
456.942
|
2. BIAYA
VARIABEL
No
|
Uraian
|
Harga
(Rp)
|
1
|
bibit
(beli 1 botol isi 25)
800
botol X Rp. 20.000,00
|
16.000.000
|
2
|
Baglog
20.000X
Rp. 1.250,00
|
25.000.000
|
3
|
pestisida
organic
|
500.000
|
4
|
kemasan
(kantong plastik)
|
350.000
|
5
|
tenaga
kerja
|
9.250.000
|
Total
|
51.100.000
|
3. BIAYA
LAIN-LAIN
No
|
Uraian
|
Harga
(Rp)
|
1
|
transportasi
|
500.000
|
2
|
Listrik
|
150.000
|
Total
|
650.000
|
Total biaya = biaya tetap (penyusutan/bln) + biaya
variabel + biaya lain-lain
= 456.942 + 51.100.000 + 650.000
=52.206.942
Sumber
dana
Sumber pendanaan pertama dari uang sendiri dan
dengan cara meminjam uang pada bank dengan bunga 1%/bulan.
Total modal=
modal sendiri + pinjaman bank
= 15.000.000 + 50.000.000
= 65.000.000
Pendapatan
Asumsi tiap baglog = 0.6 kg. Harga @/kg rp. 5.300,00
1 baglog = 0.6 kg x 20.000 baglog = 12.000 kg
Pendapatan = 12.000 kg x 5.300 = 63.600.000
Laba
Laba (per bulan) = total pendapatan – total biaya
= 63.600.000 +
52.206.942
= 11.393.058
R/c ratio = total pendapatan : total biaya
= 63.600.000 : 52.206.942
=
1.21
Berdasarkan hasil penghitungan diatas dapat dilihat
bahwa bisnis yang dipilih layak untuk dilakukan karena pelaku usaha dapat meraup
keuntungan dari usaha yang dilakukan (r/c ratio > 1).
Pembagian
keuntungan
Pembagian keuntungan direncanakan sebagai berikut:
Pengembangan usaha = 45%
Pengelola =
15%
Pengembalian pinjaman bank beserta bunga = 30%
Karyawan =
10%
PENUTUP
Demikian rencana bisnis pengembangan usaha jamur
tiram ini penulis susun. Dari hasil analisis penulis mengenai peluang
pemasaran, operasional, dan keuangan, penulis optimis bahwa budidaya jamur
tiram ini layak dan berpotensi tinggi untuk dikembangkan.
Comments
Post a Comment